Detektor jenis Flat Faced Eccentricity termasuk detektor non-contact type sehingga tidak ada gesekan antara detektor dengan bcnda yang diukur: Keuntungan detektor ini adalah tidak aus.
Detector bekerja berdasaikan induktansi berubahi-ubah tersebut dari inti besi berbentuk tapal
kuda seperti pada gambar
Ketika kumparan dialiri arus listrik AC akan timbul flux magnit pada inti besi. Apabila jarak antara target material dengan inti besi (air gap) bertambah kecil maka flux magnet akan bertambah besar dan reluktansi (tahanan magnet) semakin kecil sehingga arus listrik pada kumparan semakin besar. Besamya arus listrik ini diukur dan dinyatakan sebagai jarak antara target material dengan inti besi.
1. Jembatan Wheatstone
Pengukuran parameter pada turbine supervisory banyak memanfaatkan konsep jembatan wheatstone, yaitu rangkaian tahanan (resistor) yang dihubungkan seri - paralel seperti pada gambar
Jembatan dikatakan seimbang bila tidak ada penyimpangan pada pengukur jarum galvanometer. Ini berarti tegangan dititk B sama dengan tegangan di titik C sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer.
Dalam keadaan seimbang :
Dalam keadaan tidak seimbang , VB tidak sama dengaii VC sehingga arus yang mengalir melalui Galvanometer dan terjadi penyimpangan jarum Galvanometer.
2. Pemasangan Detektor
Element detektor terdiri dari dua detektor yang dipasang pada sisi poros sebelah dalam ke bearing keep yang datar dan horizontal.
Detektor berisi dua transduser per assembly. Empat transduser dihubungkan ke bentuk rangkaian bridge dengan empat lengan aktip dan diberi sinyal dari luar sebesar 3 KHz, 1 V rms. Dua detektor dipasang pada sisi seperti pada gambar dengan air gap diset 2.54 mm sehingga rangkaian bridge (wheastone bridge) seimbang dengan keluaran NOL. Jika poros berputar pada sumbunya akan menunjukkan nol mm. Jika poros berputar eksentrik akan mengakibatkan bridge tidak seimbang, sehingga sinyal keluaran akan berbentuk sinusoida seperti pada gambar
Pada posisi 1. bridge efektif balance karena celah udara (air gap) antara kanan dan kiri detektor sama.
Saat poros eccentricity berputar dari posisi 1 ke 3 maka impedansi transduser L3 dan L4 bertambah dan L1 dan L2 berkurang karena bridge unbalance.
Saat poros eccentricity berputar dari posisi 3 ke I maka impedansi transduser L1 dan L2 bertambah dan L3 dan L4 berkurang lagi karena bridge umbalance.
Keluaran bridge adalah sinyal modulasi 3 KHz yang amplitudonya sebanding dengan eccentricity dan frekuensinya ditentukan oleh kecepatan mesin.
Jika mesin berputar 3000 Rpm maka frekuensinya 50 Hz. Phasa sinyal modulasi terbalik setiap selengah gelombang putaran. Keluaran bridge didemodulasi dan disearahkan ke perlengkapan output DC sehingga menghasilkan penunjukan peak to peak eccentricity.
No comments:
Post a Comment