Semi konduktor saat ini mempunyai peranan penting di bidang elektronika dan penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah. Hal penting dalam semi konduktor adalah memahami susunan pita dan atom konduksi elektroniknya baik pada bahan konduktor maupun pada semi konduktor. Pada bahan tersebut terdapat pita konduksi maupun pita valensi, dimana kedua pita tersebut saling menumpuk, dan pada isolator jarak keduanya cukup jauh. Pada semi konduktor jarak keduanya tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih jika dipengaruhi : panas, medan magnet, dan tegangan yang cukup tinggi. Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi.
terlihat bahwa celah energi pada intan 6 ev dan intan merupakan bahan isolator dengan resistivitas tinggi, sedangkan bahan semi konduktor mempunyai celah energi lebih sempit daripada isolator 0,12 – 5,3 ev seperti Si sebagai salah satu bahan semi konduktor dengan celah energi 1,1 ev.
Berdasarkan lebar dan sempitnya celah energi dari bahan -bahan di atas, terlihat bahwa untuk menjadikan bahan semikonduktor agar menghantar listrik diperlukan energi yang tidak besar. Silikon dan germanium murni disebut semi konduktor intrinsik jika belum mendapatkan bahan tambahan, sedangkan yang sudah mendapatkan bahan tambahan disebut ekstr insik. Bahan tambahan yang dimaksud arsenikum (As) atau boron (B). bahan semikonduktor yang mendapatkan tambahan As akan menjadi semi konduktor jenis N, sedangkan yang mendapatkan tambahan B akan menjadi semi konduktor jenis P.
Beberapa bahan tambahan untuk semi konduktor dapat dilihat pada tabel dibawah :
Bahan semikonduktor sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Semikonduktor Instrinsik
2. Semikonduktor Ekstrinsik
No comments:
Post a Comment