Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain
yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari
sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke”
network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session
terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya.
Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket,
maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga
merupakan tugas network layer.
Karena operator subnet mengharap bayaran yang baik atas tugas pekerjaannya.
seringkali terdapat beberapa fungsi accounting yang dibuat pada network layer. Untuk
membuat informasi tagihan, setidaknya software mesti menghitung jumlah paket atau
karakter atau bit yang dikirimkan oleh setiap pelanggannya. Accounting menjadi lebih
rumit, bilamana sebuah paket melintasi batas negara yang memiliki tarip yang berbeda.
Perpindahan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat
menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara pengalamatan yang digunakan oleh
sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu
jaringan mungkin tidak dapat menerima paket sama sekali karena ukuran paket yang
terlalu besar. Protokolnyapun bisa berbeda pula, demikian juga dengan yang lainnya.
Network layer telah mendapat tugas untuk mengatasi semua masalah seperti ini,
sehingga memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.
No comments:
Post a comment